
Program Studi S1 Film dan Animasi Kunjungan ke Acara FFD 2025 di Yogyakarta.
Tim Program Studi S1 Film dan Animasi Telkom University yang dipimpin langsung oleh Kaprodi S1 Film dan Animasi, Anggar Erdhina Adi S.Sn., M.Ds., menghadiri malam puncak Awarding Festival Film Dokumenter (FFD) 2025 pada 28 November 2025 di Auditorium Pascasarjana ISI Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda kunjungan industri yang melibatkan dua dosen dan sepuluh mahasiswa S1 Film dan Animasi. Acara yang dimulai pukul 19.00 ini mempertemukan sineas dokumenter dari berbagai daerah dan mancanegara, sekaligus menjadi ruang belajar penting bagi tim prodi untuk memahami perkembangan terbaru film dokumenter di tingkat internasional. Kehadiran tim ini menjadi langkah strategis untuk memperluas jejaring akademik dan memperkuat orientasi pendidikan berbasis praktik serta riset dokumenter.

Sutradara dan produser terkemuka, Nia Dinata, yang hadir sebagai salah satu juri, memberikan pesan inspiratif kepada para pembuat film dokumenter muda. Ia mengajak para sineas untuk terus berkarya, menggali realitas sosial, dan tidak berhenti bereksperimen dalam menemukan bentuk penceritaan baru. Pesan tersebut sejalan dengan semangat FFD untuk merawat keberlanjutan ekosistem dokumenter Indonesia melalui karya-karya yang kritis, kreatif, dan relevan dengan isu-isu kontemporer.
Pemenang kompetisi utama FFD 2025, Adythia Utama, yang meraih penghargaan Indonesia Feature-Length Documentary Competition melalui film A Distorted Individual (2025), turut menyampaikan pesan motivatif dalam sambutannya. Ia mengingatkan para sineas agar tidak berkecil hati apabila film mereka ditolak oleh festival, karena penolakan tidak selalu berkaitan dengan kualitas karya. “Jangan baper kalau film kamu ditolak festival, bisa jadi bukan jelek, tetapi mungkin kurang sesuai aja,” ujarnya disambut tepuk tangan hadirin. Acara ini juga dihadiri berbagai juri dan filmmaker internasional yang menambah perspektif global dalam penyelenggaraan FFD tahun ini.
Festival ini menetapkan sejumlah pemenang dari berbagai kategori. Pada kategori International Feature-Length Documentary Competition, penghargaan utama diraih oleh film Devi (2024) karya sutradara Subina Shrestha. Pada Short Documentary Competition, film Inventory (2025) karya Ivan Markovic keluar sebagai pemenang, sementara In Flanders Field (2024) karya Sachin meraih Jury’s Special Mention. Untuk kategori Student Documentary Competition, tidak ada pemenang utama yang ditetapkan tahun ini, namun dewan juri memberikan Jury’s Special Mention kepada Forced to be Wild (2025) karya Muhammad Al Hafiz. Deretan pemenang ini menampilkan ragam perspektif, pendekatan visual, dan kekuatan naratif yang berkembang dalam sinema dokumenter internasional.

Kunjungan Tim Program Studi S1 Film dan Animasi Telkom University ke FFD 2025 menjadi pengalaman signifikan dalam memperkaya wawasan dan pemahaman mahasiswa serta dosen terkait standar kuratorial, estetika visual, dan kecenderungan tematik film dokumenter terkini. Interaksi langsung dengan para pembuat film, juri, dan kurator memberikan nilai tambah bagi proses belajar mahasiswa serta membuka potensi kolaborasi pada bidang riset, produksi, dan pengembangan karya dokumenter. Melalui kegiatan ini, prodi kembali menegaskan komitmennya untuk mendukung pertumbuhan ekosistem dokumenter Indonesia melalui pendidikan, inovasi, dan jejaring profesional yang kuat.